Kamis, 01 April 2010

VARICELLA


Definisi

Infeksi akut primer oleh virus varisela zoster yang menyerang kulit & mukosa, disertai dgn gejala konstitusi, kelainan kulit khas – erupsi vesikel terutama di bagian sentral tubuh. Sinonim Varicella ; “Chicken Pox”

Penyebab

Virus Varisela – Zoster (=Virus DNA ; golongan Herpes Virus)

Epidemiologi

Distribusi virus varisella bersifat global (kosmopolit). Varisella merupakan manifestasi dari infeksi primer virus varisella zoster, yang sangat menular. Sekitar 96 % orang yang terpapar virus ini akan berkembang menjadi penyakit. Sekitar 90% infeksi primer terjadi pada anak-anak di bawah 10 tahun. Kurang dari 5 % terjadi pada remaja dewasa (>15 tahun). Tidak ada perbedaan ras. Namun sepertinya prevalensi infeksi primer lebih rendah di daerah tropis dan subtropik dibandingkan dengan Eropa dan Amerika utara.

KLIK DISINI UNTUK MENDAPATKAN LINK DOWNLOAD GRATIS (DOC), (PDF)


Patogenesis

Virus masuk melalui mukosa traktus respiratorius bagian atas atau melalui kontak langsung dengan lesi kulit pasien varisella. Kemudian virus mengalami multiplikasi awal di regional lymph nodes (viremia primer). Kemudian virus akan dimakan oleh sel-sel sistem retikuloendotelial. Disini terjadi replikasi virus lebih banyak lagi (viremia sekunder) dan hal ini terjadi dalam waktu 2 minggu setelah infeksi. Hal ini menyebabkan demam dan malese. Dan dalam waktu 24-72 jam virus menyebar ke kutaneus, dimana akan menginduksi pembentukan vesikel. Ujung saraf sensorik pada epitelium juga terinfeksi. Dari sini virus ini akan bermigrasi ke ganglia sensorik dan akan berdiam sampai infeksi latent. Bila terjadi infeksi latent, maka virus ini akan aktif kembali.


Gambaran klinis


Masa inkubasi varisella berkisar antara 10-20 hari dengan kisaran rata-rata 2 minggu. Gejala klinis dimulai dengan gejala prodormal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese, dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.

Penyebaran terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.

Laboratorium

Laboratorium merupakan pembantu diagnosis. Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak.


Diagnosis Banding

• Varisella
• variola


Diagnosis

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dengan bentuk rash yang karakteristik (fluorosensi yang sifatnya papulo vesikuler yang multiforme dan proses penjalarannya sentrifugal) dan dibantu oleh riwayat penyakit dan laboratorium


Penatalaksanaan



Pengobatan bersifat simtomatis, istirahat / tirah baring, jaga kebersihan diri.

Non farmakologis
Jaga kebersihan diri, kuku dipotong, anak jangan dibiarkan menggaruk ruam, mandi dianjurkan disamping dapat mengurangi rasa gatal. Mandi dengan menggunakan air dingin atau hangat, jangan berendam terlalu lama. Lebih baik hindari mandi pada saat anak demam. Bila anak selesai mandi, jangan menggosok badan dengan handuk, lebih baik menekan dengan lembut.



Farmakologis

  1. Bila demam, dapat diberikan antipiretik.
    Obat pilihan adalah parasetamol. Hindari pemberian aspirin karena dapat menimbulkan sindrom Reye. Ibuprofen juga dikontraindikasikan karena dapat menimbulkan fasciitis necrotizing.


  2. Bila gatal, dapat diberikan antipruritus.
    Topical dapat diberikan bedak atau losio antigatal (bedak salisil 1% atau kalamin). Usahakan agar vesikel tidak pecah. Oral antihistamin juga dapat dipakai untuk mengurangi rasa gatal,seperti Diphenhydramine (5 mg/kg/hari), hydroxyzine (2 mg/kg/hari) atau antihistamin lainnya.


  3. Antiboitik bila diperlukan :
    Antibiotik sistemik atau topical mungkin diperlukan bila terjadi infeksi sekunder. Infeksi bakteri superficial seperti impetigo, selulitis dan adenitis dapat diterapi dengan antibiotic oral seperti amoksisilin 25-50 mg/kgBB/hari atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari. Anak-anak dengan infeksi bakteri yang lebih dalam dapat diterapi dengan antibiotic intravena seperti Penisilin prokain 50.000 IU/kgBB/hari.


  4. Antiviral, bila diperlukan :
    Pemberian asiklovir pada anak-anak, remaja, dan dewasa dapat diterima oleh karena profil keamanan dan efikasinya pada varisela. Dosis asiklovir 20 mg/kgBB/dosis (maksimal 800 mg/dosis) yang diberikan 4 dosis perhari selama 5 hari. Pada penelitian, pemberian asiklovir peroral mengurangi gejala varisella pada anak, remaja, dan dewasa sehat (Immunocompetent) bila diberikan dalam 24 jam setelah kemunculan ruam kulit pertama. Dalam penelitian tersebut terbukti asiklovir mengurangi gejala demam, gatal, jumlah ruam kulit yang terbentuk dan durasi ruam kulit. Indikasi pemberian memang belum disepakati, namun direkomendasikan pada pasien bayi kurang dari 6 bulan, remaja (> 12 tahun), anak-anak yang diterapi dengan steroid oral/inhalasi, terapi jangka panjang aspirin, pasien dengan kronik kutaneous (mis., dermatitis atopic) atau penyakit paru (mis., fibrosis sistik), dan pasien dengan gejala demam di atas 40C dan jumlah ruam kulit yang banyak pada hari pertama erupsi. Efikasi pemberian asiklovir > 72 jam setelah ruam masih meragukan. Asiklovir terapi tidak menginduksi imunitas.
    Pemberian asiklovir intravena diindikasikan pada pasien varisella berat yang immunocompromised (bahkan setelah 72 jam). Asiklovir juga dapat dipakai pada ibu hamil. Setiap pasien dengan gejala “disseminated VZV” termasuk pneumonia, hepatitis berat, trombositopenia, atau ensefalitis juga harus mendapatkan terapi intravena asiklovir. Dosis asiklovir intravena adalah 500 mg/m2 setiap 8 jam diberikan dalam 72 jam. Terapi dilanjutkan selama 7 hari atau sampai tidak dijumpai lesi baru selama 48 jam.



Komplikasi

• Ensefalitis
• Pneumonia
• Glomerulo-nefritis
• Karditis
• Hepatitis
• Keratitis & Vesicular Conjunctivitis
• Orchitis
• Perdarahan g mukosa
• Ibu hamil trimester ketiga -> Kelainan kongenital

Prognosis

  • Baik, kecuali penderita gangguan imunitas (leukemia, limfoma, AIDS) atau infeksi sekuder.

  • Dengan perawatan baik dan teliti g jaringan parut minimal


Referensi

  • Ilmu Penyakit Kulit. Prof. Dr. Marwali Harahap. 1998. Hipocrates.

  • Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Prof. Dr.dr. Adhi Djuanda Edisi keempat 2005. FKUI

  • Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007

  • Nelson Textbook of Pediatric. Ed 18.

  • Tropical Dermatology Vademecum LANDES BIOSCIENCE Georgetown, Texas

  • Pediatric Primary Care: Ill-Child Care (February 15, 2001): By Raymond C., Md. Baker (Editor) By Lippincott Williams & Wilkins Publishers

  • Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases 2nd Edition (October 2002): by Sarah S. Long (Editor), Larry K. Pickering (Editor), Charles G. Prober (Editor) By Churchill Livingstone

  • Textbook of Pediatric Emergency Medicine 4th edition (January 15, 2000): by Gary R. Fleisher (Editor), Stephen Ludwig (Editor), Silverman, Fred M. Henretig By Lippincott, Williams & Wilkins

  • Current Pediatric Diagnosis & Treatment 16th Ed: William W. Hay Jr, et al By McGraw-Hill Education - Europe 2002

  • http://www.faqs.org/health/topics/56/Chickenpox.html

  • http://skindisease.suite101.com/article.cfm/chickenpox_frequently_asked_questions


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket