Minggu, 28 November 2010

TERAPI BIKARBONAT PADA KETOASIDOSIS DIABETIK


Pemberian terapi bikarbonat pada diabetes ketoasidosis masih controversial. Selain itu belum ada dijumpai penelitian yang luas mengenai asidosis berat pada pasien KAD. Namun hampir semua penelitian awal atau beberapa center setuju bahwa bila pH darah < 7.0 akan sangat mengancam nyawa, terutama bila disertai gangguan respirasi. Dalam keadaan ini terapi bikarbonat dapat diberikan.

Apa yang perlu diingat adalah pemberian bikarbonat akan menyebabkan potassium bergerak masuk ke dalam sel. Oleh sebab itu, sebelum memberikan terapi bikarbonat cek dahulu konsentrasi potassium, bila konsentrasi potassium rendah maka pemberian bikarbonat dapat menyebabkan aritmia jantung serius . Ekstra potassium (sekitar 20 mmol potassium tiap 100 mmol bikarbonat) diberikan pada saat koreksi bikarbonat berlangsung dan konsentrasi plasma potassium segera dicek ulang setelah itu.


Panduan Terapi Asidosis Metabolik

  1. Pertimbangan pemberian terapi pengganti bicarbonat harus berdasarkan keparahan asidemia (pH darah).

  2. Bila pH turun di bawah 7.0, maka terapi bikarbonat harus segera dipertimbangkan, terlebih lagi bila disertai gangguan pernafasan atau hemodinamik.

  3. Jangan pernah memberikan terapi bikarbonat bila tidak mengatahui pH darah.

  4. Bila pemberian bikarbonat sudah ditetapkan, selanjutnya hitung jumlah bikarbonat yang dibutuhkan.
    Rumusnya
    HCO3- = 0,3 x BB (kg) x BE

  5. Pemberian terapi bikarbonat tidak bersifat linear terhadap peningkatan konsentrasi bikarbonat. Pada asidosis ringan, 2 mEq/L akan meningkatkan HCO3- sekitar 4 mEq/L. Pada asidosis berat, 2 mEq/L hanya menaikkan konsentrasi HCO3- sekitar 2 mEq/L.

  6. Pada kasus asidosis yang berlanjut, pemberian dosis bikarbonat mungkin diperlukan.


Dalam hal cara pemberian bikarbonat ada berbagai versi, yang pertama adalah kebutuhan bikaronat yang telah dihitung tersebut diberikan setengahnya dalam bolus (yang diencerkan dalam cairan isotonis 1:2) dan sisanya setengah lagi diberikan secara drips dalam 100 cc NaCl 0,9% (cairan isotonic) habis dalam 1 jam. Segera setelah itu cek kembali semua parameter. Jangan lupa untuk menambahkan 20 mEq kalium ekstra.

Berikutnya adalah pemberian kalium dengan cara seperti yang tercantum berikut ini :
  • Bila pH 6.9 maka diberikan 100 mEq HCO3-

  • Bila pH 6.9 – 7.0 maka diberikan 50 mEq HCO3-

  • Bila pH > 7.0 maka HCO3- tidak perlu diberikan.

Cara ini sepertinya lebih simpel dan pemberian bikarbonat dalam diulang untuk mencapai target pH > 7.0.

REFERENSI

  1. Emergency in Diabetes. Andrew J. Krentz. United Kingdom. 2004

  2. Acid-Base, Fluids, And Electrolytes. Made ridiculously simple. Richard A.
  3. Preston, M.D. International Edition 2000 by McGraw-Hill Book Co.
  4. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/15_MasalahGangguanAsamBasel.pdf/15_MasalahGangguanAsamBase

  5. Sidartawan Soegondo , et all. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Balai Penerbit FKUI. 2005.

  6. http://www.temple.edu/imreports/Reading/Endo%20%20DM%20Hyperglycemic%20crises.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket